Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Harga Minyak Naik karena Arab Gaungkan Pangkas Produksi

Lambadapost.com, Chicago- Harga minyak naik 4% pada Senin (29/8/2022) memperpanjang kenaikan minggu lalu, karena potensi pengurangan produksi minyak OPEC+ dan konflik di Libia. Hal ini membantu mengimbangi penguatan dolar AS dan suramnya prospek pertumbuhan AS.

Harga minyak mentah Brent ditutup naik US$ 4,10, atau 4,1%, pada US$ 105,09 per barel, setelah menguat 4,4% minggu lalu. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik US$ 3,95, atau 4,2%, menjadi $97,01, setelah reli 2,5% minggu lalu.

Arab Saudi, produsen utama di Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), pekan lalu menyatakan akan meningkatkan pengurangan produksi. Menurut sumber, hal itu dilakukan bertepatan dengan peningkatan pasokan dari Iran jika mencapai kesepakatan nuklir dengan Barat.

“Harga minyak naik di tengah harapan pengurangan produksi OPEC dan sekutunya untuk memulihkan keseimbangan pasar dalam menanggapi kebangkitan kembali kesepakatan nuklir Iran,” kata Wakil Presiden Penelitian Komoditas Religare Broking, Sugandha Sachdeva.

Adapun negara-negara yang menjadi anggota Badan Energi Internasional dapat melepaskan lebih banyak minyak dari cadangan minyak strategis (SPR) jika diperlukan.

Harga minyak mentah telah melonjak tahun ini, dengan Brent mendekati rekor tertinggi US$ 147 pada Maret karena invasi Rusia ke Ukraina memperburuk kekhawatiran pasokan. Meningkatnya kekhawatiran karena suku bunga tinggi, risiko inflasi, dan resesi terus membebani pasar minyak.

Namun kenaikan harga minyak dibatasi penguatan dolar AS yang mencapai level tertinggi 20 tahun pada Senin setelah ketua Federal Reserve The Fed mengisyaratkan bahwa suku bunga akan dipertahankan tinggi lebih lama untuk menekan inflasi.

“Dolar yang kuat menahan harga komoditas, masalah kekurangan pasokan di pasar minyak,” kata analis CMC Markets Tina Teng.

Adapun kerusuhan di ibu kota Libia pada akhir pekan yang mengakibatkan 32 kematian, memicu kekhawatiran bahwa negara itu dapat masuk ke dalam konflik dan mengganggu pasokan minyak dari negara OPEC.

Stok minyak mentah AS kemungkinan turun 600.000 barel, jajak pendapat awal Reuters menunjukkan Senin.

Jajak pendapat dilakukan menjelang laporan dari American Petroleum Institute dan Administrasi Informasi Energi.

Persediaan minyak mentah dalam cadangan darurat AS turun 3,1 juta barel dalam minggu yang berakhir 26 Agustus ke level terendah sejak Desember 1984, menurut data Departemen Energi.

Sumber: BeritaSatu.com

Post a Comment for "Harga Minyak Naik karena Arab Gaungkan Pangkas Produksi"